Jurus Jamkrindo Mencapai Target Penetrasi Penjaminan Dalam Negeri
BUMNZONE.COM, Jakarta – Industri penjaminan di Indonesia masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia. Berdasarkan data

BUMNZONE.COM, Jakarta – Industri penjaminan di Indonesia masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia. Berdasarkan data OJK, penetrasi penjaminan di Indonesia pada tahun 2023 tercatat hanya 2,60%, jauh di belakang negara-negara maju seperti Korea Selatan yang mencapai 7,40%, Jepang 7,30%, Taiwan dan Spanyol 6,70%, serta Malaysia yang berada di angka 5,05%.
Hingga Agustus 2024, terdapat 23 perusahaan penjaminan yang terdaftar di OJK. Dari segi ekuitas, industri ini didominasi oleh satu perusahaan penjaminan BUMN, yaitu PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), serta 18 perusahaan penjaminan BUMD, PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida).
Perusahaan-perusahaan milik negara dan daerah ini berkomitmen untuk bekerja sama dalam mencapai target pemerintah untuk meningkatkan penetrasi penjaminan menjadi 3,5% pada tahun 2028, serta menargetkan portofolio penjaminan untuk segmen UMKMK sebesar 90%.
Aribowo, Sekretaris Perusahaan Jamkrindo, menjelaskan bahwa strategi yang diterapkan oleh Jamkrindo untuk meningkatkan penetrasi penjaminan adalah dengan memperluas pasar melalui kolaborasi dan sinergi dengan ekosistem BUMN dan sektor swasta.
“Kami juga berupaya mengembangkan produk penjaminan yang lebih bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan UMKM, termasuk skema yang lebih fleksibel dan terjangkau. Selanjutnya, kami akan menerapkan strategi cross-selling dan upselling kepada pengguna produk penjaminan melalui kemitraan,” ungkap Aribowo.
Selain itu, Jamkrindo juga berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan manajemen risiko dan layanan pelanggan melalui digitalisasi. Upaya ini disertai dengan pembangunan sistem informasi yang baik untuk mengumpulkan dan menganalisis data UMKM, sehingga mempermudah penilaian risiko dan pengambilan keputusan.
Kami juga berupaya meningkatkan literasi dan edukasi kepada UMKM melalui kolaborasi dengan dinas dan kementerian yang berfokus pada UMKM, serta memaksimalkan jangkauan layanan PT Jamkrindo yang ada di seluruh Indonesia, tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Jamkrida Jakarta, Agus Supridadi, menyatakan bahwa pemerintah perlu mendorong pembentukan Jamkrida di setiap provinsi di Indonesia untuk mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2028.
“Target sebesar 3,5% pada tahun 2028 dan portofolio 90% dapat dicapai oleh anggota asosiasi penjaminan melalui strategi peningkatan kerja sama dengan lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank, serta intensifikasi literasi dan edukasi kepada UMKM dengan melibatkan dinas atau kementerian terkait,” ungkap Agus.
Di samping itu, Agus juga mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah dalam bentuk pendirian perusahaan penjaminan ulang yang kokoh. Saat ini, diketahui bahwa pasar industri penjaminan dan asuransi umum saling terkait.
OJK sebagai regulator sedang merancang skema yang lebih ideal untuk mengatur pasar dari kedua industri ini. Agus berharap akan ada regulasi yang jelas yang memisahkan produk asuransi dan penjaminan.
“Selain itu, kami juga memerlukan penguatan penyertaan modal di seluruh Jamkrida agar modal disetor perusahaan penjaminan tidak tergerus, terutama untuk penjaminan kredit program pemerintah,” tutup Agus. []