HIGHLIGHT

Dua BUMN ini Harus Bersinergi untuk Capai Swasembada Energi

BUMNZONE.COM, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara dua Badan Usaha

Dua BUMN ini Harus Bersinergi untuk Capai Swasembada Energi

BUMNZONE.COM, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi, yaitu PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero), dalam mewujudkan swasembada energi yang sejalan dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto.

Menurut Tenaga Ahli Menteri ESDM di Bidang Percepatan Infrastruktur Migas, Anggawira, panas bumi menjadi salah satu sumber energi bersih yang dapat dimanfaatkan.

Indonesia dikenal memiliki sumber energi panas bumi yang melimpah, yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung ketersediaan energi domestik.

“PLN dan Pertamina harus saling mendukung. Jangan sampai PLN bergerak ke arah yang berbeda dengan Pertamina. Hal ini penting agar keduanya dapat berfungsi secara sinergis. PLN berperan sebagai pembeli listrik, sementara Pertamina menyediakan energi melalui PGE (Pertamina Geothermal Energy),” jelas Anggawira.

Dia juga menambahkan bahwa saat ini pemerintah sedang menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang sejalan dengan visi Prabowo untuk mencapai kemandirian energi.

Oleh karena itu, kolaborasi antara PLN dan Pertamina dalam memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia menjadi sangat krusial.

“Kerja sama ini harus mencerminkan kebijakan yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo secara konsisten. Artinya diperlukan peta jalan yang lebih jelas,” ujarnya.

Lebih lanjut Anggawira mengatakan bahwa energi yang dihasilkan dari panas bumi nantinya harus terjangkau secara ekonomis bagi seluruh masyarakat dan tentunya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Secara terpisaj, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menegaskan jika pemerintah terus berkomitmen dalam optimalisasi pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), utamanya yang bersumber dari panas bumi, hingga cadangan tersebut habis.

Ini merupakan salah satu langkah untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) terus mengalami peningkatan.

Pada 2024 kapasitas PLTP dalam sudah meningkat menjadi 2,6 GW apabila dibandingkan dengan pada 2014 lalu yang mencapai 1,4 GW.

“Pemanfaatan panas bumi dalam satu dekade telah meningkat secara signifikan. Tentunya ke depan pertumbuhan tersebut akan terus berlanjut. Dengan memaksimalkan potensi yang ada diharapkan pemanfaatannya bisa optimal,” ujar Eniya.

Dalam kesempatan lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa panas bumi di Indonesia memiliki 40 persen dari potensi dunia, namun kapasitas PLTP baru mencapai 2,6 GW.

Bahlil menekankan bahwa Indonesia akan memanfaatkan sumber energi panas bumi untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, serta mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

“Energi panas bumi dapat menjadi instrumen penting dalam meningkatkan proporsi EBT dalam bauran energi nasional,” imbuhnya.

Ia juga menyebutkan bahwa kapasitas PLTP berkontribusi sebesar 18,5% dari total listrik EBT nasional, atau 23% dari total kapasitas pembangkit listrik di Indonesia yang mencapai 93 GW.

“Pembangunan PLTP telah menciptakan sekitar 900 ribu lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi ekonomi kepada negara sekitar Rp 16 triliun. Selain dampak ekonomi, PLTP juga berkontribusi dalam pengurangan emisi CO2 sebesar 17,4 juta ton per tahun di Indonesia,” tutupnya. []

About Author

BUMN ZONE