FINANSIAL Jasa Keuangan

2025 BEI Ingin Banyak BUMN Ramaikan Pasar Modal

Rachman, menyatakan bahwa pada tahun 2024 tidak ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak perusahaan BUMN yang direncanakan

2025 BEI Ingin Banyak BUMN Ramaikan Pasar Modal

Rachman, menyatakan bahwa pada tahun 2024 tidak ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak perusahaan BUMN yang direncanakan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa. Meskipun demikian, Iman berharap agar pada tahun depan BUMN dapat berkontribusi lebih aktif di pasar modal.

Iman menjelaskan bahwa salah satu alasan perusahaan menunda IPO pada tahun 2024 adalah terkait dengan momentum di sektor tertentu. Namun, ia juga menekankan bahwa Bursa mendorong perusahaan untuk tidak menunggu terlalu lama untuk melaksanakan debut di pasar.

“Kami tidak mengetahui mengapa ada penundaan terkait IPO oleh Kementerian BUMN.

Mungkin ada ketidakcocokan di sektor tersebut. Persiapan BUMN berbeda dengan perusahaan swasta, sehingga memerlukan waktu, termasuk persetujuan dari pemegang saham yang ada,” ungkap Iman.

Bursa berharap agar pemerintah dapat mendorong BUMN untuk mencatatkan sahamnya di Bursa dengan ukuran yang signifikan. Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat mengungkapkan rencana untuk membawa beberapa perusahaan pelat merah untuk melakukan debut di Bursa, namun saat ini belum ada perkembangan yang terlihat.

“Kami tentu menginginkan permerintahan saat ini dapat mendorong tambahan khususnya BUMN yang besar. Tahun lalu, satu BUMN besar, Pertamina Hulu, mengalami penundaan dalam pelaksanaannya. Namun, kami optimis bahwa pada tahun 2025 akan ada BUMN lain yang melantai di Bursa, karena hingga saat ini tidak ada yang terdaftar dalam pipeline kami,” kata Iman.

Adapun hingga kini, sebut iman, ada 14 perusahaan pelat merah yang memiliki kinerja postif yang tercatat pada bursa. Dari jumlah tersebut, 7 perusahaan BUMN mengalami kenaikan harga saham, sementara 7 perusahaan lainnya mengalami penurunan dibandingkan dengan harga IPO. Di sisi lain, 9 anak usaha BUMN mengalami kenaikan, sedangkan 14 anak usaha lainnya mengalami penurunan.

Namun, yang menarik adalah jika kita melihat dari segi ruang lingkup sejak IPO hingga saat ini, profitnya meningkat sebesar 1.200%. Dividen hampir mencapai 2.000% dan kapitalisasi pasar meningkat sebesar 1.500%. Sementara itu, untuk anak perusahaan BUMN, profitnya mengalami kenaikan sebesar 232%, dividen hampir 400%, dan kapitalisasi pasarnya hanya 87%. Ini menunjukkan bahwa dengan adanya IPO, tren pertumbuhannya sebenarnya positif,” ujar Iman.

Iman menegaskan bahwa transparansi yang terdapat di pasar modal mendorong BUMN untuk meningkatkan kinerja mereka. Selain itu, praktik Corporate Governance yang baik juga menjadi faktor penting bagi para investor. Bahkan, jika dibandingkan dengan tahun 2023, pendapatan BUMN mengalami kenaikan hampir 7% dan profitnya meningkat 10%.

“Oleh karena itu, kami berharap pada tahun 2025, anak perusahaan seperti Pertamina, Inalum, dan PTPN dapat melakukan IPO,” tutup Iman. []

About Author

BUMN ZONE